Jurnal Refleksi Calon Guru Penggerak Minggu Ke-2
Pada Minggu ke 2 ini saya
akan membuat sebuah catatan sebagai cerminan refleksi saya dari hasil kegiatan yang
saya ikuti di MLS melalui Video Converen(Vicon) bersama dengan narasumber dan
fasilitator yang luar biasa.Meskipun tidak bertemu langsung banyak ilmu yang
saya dapatkan ketika mengikuti Kegiatan CGP angkatan 4 ini.
Dari narasumber bapak Ki
Prijo Dwiarso ( Perguruan Taman Siswa)Yogyakarta banyak sekali ini yang saya
dapatkan terkait dengan sistem pembelajaran melalui filosofi pemikiran Kihajar
Dewantara.Bapak Ki Prijo Dwiarso mengatakan bahwa kita sebagai guru hanya menuntun
anak didik sesuai dengan kodratnya.Karena memang anak ketika lahir sudah
memiliki kodrat alam.Kita sebagai guru tinggal mengembangkan minat,bakat,keterampilan
yang dimiliki oleh anak.
Kemudian karakter anak
memang tidak lepas dari bermain.Karena bermain memang Kodrat anak.Melalui
permainan anak kita bisa menjadikan bagian dari pelajaran di kelas.Misalkan
permainan go back so door (permainan anak jawa).Melalui permainan ini anak akan
dilatih untuk bekerja sama,gotong royong,tanggung jawab,berpikir kritis serta
melatih jasmani anak.Dengan mengaitkan sebuah permainan menjadi bagian dari
pembelajaran akan membuat anak lebih senang dan tidak merasa bosan.
Tumbuh kembang anak
selain di sekolah juga dipengaruhi oleh
lingkungan keluarga dan masyarakat.Keluarga merupakan sekolah pertama anak
mengenal dirinya sendiri dan keluarga.Keluarga memegang peranan penting dan
utama dalam tumbuh kembang anak.Di sini peran orang tua untuk selalu
membimbing,mengarahkan serta menanamkan budi pekerti.
Selain itu peran
lingkungan masyarakat juga memiliki pengaruh besar terhadap tumbuh kembang
anak.Jika anak di sekolah di lingkungan yang baik,di keluarga di lingkungan
baik jika anak masuk ke masyarakat di lingkungan yang buruk juga akan berparuh
terhadap perilaku anak.Maka pendidikan di lingkungan masyarakat sangatlah
penting.
Jadi tri pusat pendidikan
yang meliputi:Pendidikan keluarga,pendidikan sekolah dan pendidikan masyarakat
ketiganya memiliki pengaruh yang penting terhadap tumbuh kembang anak.Peran
orang tua,tokoh masyarakat dan guru sangat penting dalam perkembangan anak.
Dengan mengikuti Vicon
yang disampaikan oleh Ki Prijo Dwiarso dan Ibu Kartika Kirana tentang karakter
anak perasaan saya sangat senang karena ternyata anak itu unik dan memiliki
karakter yang berbeda-beda.Ada anak yang penakut,aktif,pemalu,sensitif,mudah
marah ada juga yang menyenagkan dan mudah senyum.Kita sebagi guru harus bisa
memahami karakter masing-masing anak melalui beberapa tahapan.Adapun tahapan
yang saya lakukan untuk memahami karakter anak adalah:
1. Mendidik
anak dengan kasih sayang dan dengan hati.Jika kita mendidik anak dengan hati
maka anak akan menerima juga dengan hati.
2. Terbuka
kepada anak,dekat dengan anak
3. Menjalin
komunikasi dengan oarng tua anak
4. Melakukan
pengamatan di lura pembelajaran formal.Misalkan ketika istirahat,ketika bermain
dengan anak-anak yang lain.
Ternyata dengan banyak
hal positif yang saya dapatkan selama mengikuti kegiatan Vicon pada Minggu
kedua ini.Banyak ilmu baru yang bisa merubah cara pandang saya.Hal positif yang
saya dapatkan antara lain:
1. Saya
semakin penasaran dan ingin mengetahui lebih dalam mengenai pemikiran-pimikiran
filosofi KiHajara Dewantara tentang karakter anak.Hal ini akan memberikan
dampak yang besar bagi anak didik saya di sekolah.
2. Memberikan
motivasi baru bagi saya sebagai seorang guru yang mengajar di daerah terpencil
dengan minimnya fasilitas sekolah.Karena dalam pembelajaran ternyata lingkungan
sekitar,adat istiadat dan permainan bisa dikaitan dengan pembelajaran.
3. Dengan
mengikuti kegiatan CGP ini saya meluai melakukan refleksi diri terhadap
pembelajaran yang saya lakukan di sekolah.
Ketika saya mencoba menerapkan
metode atau sistem pembelajaran menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara memanga tidak
bisa berjalan dengan mulus.Banyak kendala,tantangan,atau resiko yang Saya hadapi.Misalkan
ketika saya melakukan pendekatan komunikasi dengan oarng tua siswa,ternyata
banyak dari anak didik saya yang orang tuanya merantau atau bekerja di luar
kota bahkan ada yang kerja di luar pulau Jawa.Mereka dititipkan tinggal bersama
dengan nenek dan kakeknya yang sudah tua.Kemudian ada juga yang tinggal bersama
oarng tuanya tetapi,orang tuanya sulit ditemui karena sibuk mengurus persawahan
dan mencari rumput untuk ternak.Jadi ketika mencoba menggali informasi anak dan
berkomunikasi dengan orang tuanya di rumah masih kesulitan.
Kemudian kendala saya
dalam penerapan pembelajaran menurut KiHajar Dewantara adalah Budaya.Anak
sekarng sudah tidak mengenal budayanya sendiri.Mereka sudah tidak mengenal
permainan tradisional,mereka tidak paham budaya lokal yang dimiliki.
Setelah menganalisa
permasalahan yang saya hadapi ketika mencoba menerapkan sistem pembelajaran
dengan melalui budaya lokal dan permainan mengalami beberpa kendala.Saya harus
berusaha keras untuk mencari ide dan gagasan yang tepat agar konsep
pembelajaran dengan pengenalan budaya dan melalui permainan bisa sya terapkan
di sekolah.Antara lain:
- Memberikan
pengenalan dan bermain bersama anak dengan permainan tradisional
- Mengajak
anak untuk menyaksikan tayangan video budaya lokal
- Bersama
anak mencari informasi tentang budaya sekitar dengan narasumber tokoh
masyarakat,perangkat desa atau guru lainya.
Jadi kesimpulan dari refleksi saya untuk minggu kedua ini dari pemaparan yang saya sampaikan di atas adalah bahwa penerapan sistem pembelajaran yang mengaitkan dengan budaya lokal,dengan mengaitkan permainan ke dalam sistem pembelajaran butuh dukungan dan peran serta lingkungan keluarga,warga sekolah dan masyarakat sekitar.Saya harus menggali lebih dalam lagi tentang budaya kearifan lokal untuk mengaitkan dengan kegiatan pembelajaran anak.Bahwa anak ketika lahir sudah memiliki kodrat masing-masing,kita sebagi guru yang menuntun dan fasilitator dalam proses pembelajaran.
Belum ada Komentar untuk "Jurnal Refleksi Calon Guru Penggerak Minggu Ke-2"
Posting Komentar