" crossorigin="anonymous"> Jawaban Ruang Kolaborasi Modul 1.4 Kasus 1 dan 2 Segitiga Restitusi - guru grobogan

Jawaban Ruang Kolaborasi Modul 1.4 Kasus 1 dan 2 Segitiga Restitusi

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004). 

Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996). 

Restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, dan memulihkan dirinya setelah berbuat salah. Penekanannya bukanlah pada bagaimana berperilaku untuk menyenangkan orang lain atau menghindari ketidaknyamanan, namun tujuannya adalah menjadi orang yang menghargai nilai-nilai kebajikan yang mereka percayai. Sebelumnya kita telah belajar tentang teori kontrol bahwa pada dasarnya, kita memiliki motivasi intrinsik.

 Cerita Kasus 1

Guru Matematika dan wali kelas 8, Ibu Santi sakit, sehingga tidak dapat masuk dan mengajar. Akhirnya dicarikan guru pengganti, Ibu Eni. Ibu Eni baru 2 tahun menjadi guru SMP. Beberapa murid perempuan, Fifi dan Natali, mengetahui hal ini dan mulai menggunakan kesempatan dan bersikap seenaknya, tertawa dan tidak mengindahkan kehadiran Ibu Eni. Ibu Eni mencoba mendekati kedua murid perempuan tersebut dan menegur mereka dengan halus, namun ketiganya tetap berlaku tidak pantas. 

Mereka tetap tidak mengerjakan tugas dan malah mengobrol. Keesokan harinya, Ibu Santi memanggil Fifi dan Natali serta menanyakan tentang laporan Ibu Eni. Ibu Santi menanyakan apakah mereka bersedia melakukan restitusi? Fifi dan Natali sempat berdebat sedikit, namun pada akhirnya mengatakan akan meminta maaf. Ibu Santi menanggapi bahwa tindakan itu boleh saja dilakukan kalau mereka ingin melakukannya, dan menanyakan kembali, apa yang mereka bisa lakukan dengan restitusi? Baik Fifi maupun Natali mengakui bahwa perilaku mereka tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas. 

Keduanya mengusulkan bagaimana kalau mereka mengadakan sebuah diskusi kelas dengan teman-teman sekelasnya tentang bagaimana seharusnya sikap mereka dalam menjalan keyakinan kelas, terutama tentang sikap saling menghormati, serta mengusulkan mengirim email kepada Ibu Eni tentang keputusan mereka tersebut. Mereka pun akan memberitahu Ibu Eni bahwa mereka akan mengusulkan kepada Kepala Sekolah agar kali waktu ketiadaan guru, agar Ibu Eni yang menggantikan dan pada kesempatan itu mereka dapat menunjukkan sikap yang lebih santun.

Pertanyaan :

  1. Restitusi apa saja yang diterapkan oleh Bu Santi?
  2. Apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai dengan kesalahan yang telah dibuat? Bagaimana dengan solusi yang diusulkan keduanya, langkah-langkah restitusi apa saja yang sudah dilakukan?
  3. Posisi apakah yang telah diambil oleh Ibu Eni dalam menangani Fifi dan Natali? 
segitiga restitusi

2. Apakah restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai dengan kesalahan yang telah dibuat? Bagaimana dengan solusi yang diusulkan keduanya, langkah-langkah restitusi apa saja yang sudah dilakukan?

  1. Restitusi yang diusulkan Fifi dan Natali sudah sesuai dengan kesalahan yang telah dibuat. Mereka tidak menghormati Bu Eni dan berperilaku tidak sesuai dengan Keyakinan Kelas. Fifi dan Natali berjanji  akan bersikap sopan (menghormati ) dan mendiskusikan tentang keyakinan kelas.
  2. Solusi yang diusulkan Fifi dan Natali yaitu mereka akan berdiskusi  dengan teman sekelasnya tentang keyakinan kelas, dan akan meminta maaf dengan  mengirim email kepada Ibu Eni. Bahkan mereka mengusulkan jika ada ketidakhadiran guru, Bu Eni yang diminta menggantinya.
  3. Langkah restitusi yang sudah dilakuka Fifi dan Natali meliputi 3 tahap yaitu validasi tindak kesalahan, menanyakan keyakinan, dan menstabilkan identitas.
Pertanyaan 3
Posisi apakah yang telah diambil oleh Ibu Eni dalam menangani Fifi dan Natali? 
  • Posisi yang telah diambil oleh Ibu Eni dalam menangani Fifi dan Natali adalah sebagai pemantau.
  • Menurut Diane Gossen dalam bukunya Restitution-Restructuring School Discipline (1998), Monitor/Pemantau berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung jawab atas perilaku orang-orang yang kita awasi. Posisi pemantau berdasarkan pada peraturan-peraturan dan konsekuensi. Posisi monitor sendiri berawal dari teori stimulus-respon, yang menunjukkan tanggung jawab guru dalam mengontrol murid.
  • Guru tidak menunjukkan suatu emosi yang berlebihan, menjadi marah atau membuat merasa berbuat salah. Terlihat saat Ibu Eni mencoba mendekati kedua murid perempuan tersebut dan menegur mereka dengan halus, namun keduanya tetap berlaku tidak pantas. Mereka tetap tidak mengerjakan tugas dan malah mengobrol.
Cerita Kasus 2

Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-buru sampai di sekolah. Dia pun akhirnya sampai di gerbang sekolah, tapi baru menyadari kalau tidak menggunakan sepatu hitam seperti tertera di peraturan sekolah. Di depan pintu kelas, Bapak Lukman memperhatikan sepatu Sabrina yang berwarna putih. Sabrina berusaha menjelaskan bahwa dia terburu-buru dan salah mengenakan sepatu. Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa peraturan sekolah tentang seragam dan warna sepatu. 

Sabrina menjawab sudah mengetahui sepatu harus berwarna hitam, namun terburu-buru dan salah mengenakan sepatu, selain tidak mungkin kembali pulang karena rumahnya jauh sekali. Pak Lukman tetap bersikeras pada peraturan yang berlaku dan mengatakan, “Ya sudah, kamu sudah melanggar peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula warna sepatunya. Segera buka sepatumu kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai peraturan”. 

Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar dapat tetap mengenakan sepatunya dan berjanji tidak akan mengulang kesalahannya. Namun pak Lukman tidak mau tahu, “Tidak, kamu telah melanggar peraturan sekolah, kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah atau diantarkan sepatu ke sekolah, ya sudah kamu tidak usah bersepatu saja seharian di sekolah. Sekarang copot sepatumu dan silakan belajar tanpa sepatu seharian.” Sabrina pun dengan berat hati mencopot sepatunya dan memberikannya kepada pak Lukman. Seharian dia tidak berani berkeliling sekolah karena malu, dan lebih banyak berdiam diri di kelas tanpa alas sepatu.

Pertanyaan :
Kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh Sabrina?
2. Nilai kebajikan atau Keyakinan Sekolah apa  yang dituju dengan  bersepatu warna hitam?
3. Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang Manajer, kira-kira apa   yang akan dikatakannya dan bagaimana sikapnya serta apa yang   akan ditawarkan ke Sabrina?

gambar 5 dasar kebutuhan manusia

Pertanyaan 1. Kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh Sabrina?
Dari Kasus 2, 
Kebutuhan yang dibutuhkan oleh Sabrina adalah Cinta dan Kasih sayang (kebutuhan untuk diterima), dalam hal ini Sabrina ingin alasan yang diberikan dapat diterima oleh Pak Lukman, karena Sabrina terburu-buru sehingga tidak sengaja menggunakan sepatu yang tidak berwarna hitam dan tidak mungkin kembali ke rumah karena rumahnya jauh. Dan Sabrinapun sudah meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya.

Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan helm pada saat mengendarai kendaraan roda dua/motor?” Kemungkinan jawaban Anda adalah untuk ‘keselamatan’. Pertanyaan berikut adalah, “Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan masker dan mencuci tangan setiap saat?” Mungkin jawaban Anda adalah “untuk kesehatan dan/atau keselamatan”.  

Nilai-nilai keselamatan atau kesehatan inilah yang kita sebut sebagai suatu ‘keyakinan’, yaitu nilai-nilai kebajikan atau prinsip-prinsip universal yang disepakati bersama secara universal, lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama. Menurut Gossen (1998), suatu keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari dalam, atau memotivasi secara intrinsik. Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan. Murid-murid pun demikian, mereka perlu mendengarkan dan mendalami tentang suatu keyakinan, daripada hanya mendengarkan peraturan-peraturan yang mengatur mereka harus berlaku begini atau begitu.

Pertanyaan 2. Nilai kebajikan atau Keyakinan Sekolah apa  yang dituju dengan bersepatu warna hitam ?
Kekompakan
Keseragaman
Kesetaraan Sosial (karena dengan menggunakan sepatu yang berwarna sama yaitu hitam, tidak ada kesenjangan sosial bagi murid yang tingkat ekonominya tinggi maupun rendah).

Pertanyaan 3. 
Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang Manajer, kira-kira apa yang akan dikatakannya dan bagaimana sikapnya serta apa yang akan ditawarkan ke Sabrina?
Perkataan yang akan dikatakan kepada Sabrina, jika Bapak Lukman mengambil posisi sebagai Manager :
“Sabrina, kenapa kamu terlambat dan tidak menggunakan sepatu yang berwarna hitam?”
“Nak, apakah kamu mengetahui keyakinan sekolah untuk menggunakan sepatu yang berwarna hitam?”
“Jika kamu tahu, hal apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki kesalahanmu?

Sikap yang yang seharusnya dilakukan Bapak Lukman kepada Sabrina, berbicara dengan lemah lembut dan tidak perlu marah-marah serta memberikan penawaran kepada Sabrina untuk memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat.

Selengkapnya bisa bapak/ibu guru unduh file PTT nya DI SINI sebagai sumber referensi dalam pengerjaan tugas kolaborasi tentang modul 1.4 Calon Guru Penggerak.Demikian semoag bermanfaat bagi rekan guru sekalian.Tergerak Bergerak Menggerakan

Belum ada Komentar untuk "Jawaban Ruang Kolaborasi Modul 1.4 Kasus 1 dan 2 Segitiga Restitusi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel